Sebelum mengunjungi suatu pantai, apalagi hendak berekreasi bersama keluarga atau teman-teman, alangkah baiknya jika kita telah memiliki setidaknya sedikit gambaran mengenai keadaan pantai yang akan kita kunjungi itu.
Dulu saya sempat tinggal beberapa tahun di ibukota Lampung, pulau Sumatera, tepatnya di kota Bandar Lampung. Senangnya tinggal di sini, karena bisa dibilang saya tidak kekurangan rekreasi alam dalam bentuk pantai. Walaupun dulu wisata pantainya masih belum banyak dikembangkan sebanyak sekarang, tapi orang Lampung sejak dulu sudah akrab dengan yang namanya berlibur ke pantai.
Terdapat pengalaman yang unik saat saya dan teman-teman sekolah satu tim basket putri suatu hari sedang ingin merasakan kesejukan angin pantai. Kebetulan hari itu, salah seorang teman saya ada yang membawa mobil pribadinya sendiri. Setelah usai latihan basket rutin di Minggu pagi itu, kami pergi ke suatu kawasan yang dikenal terdapat banyak jajaran pantai di sana. Kawasan itu menjadi pilihan kami, karena letaknya yang dekat dari kota Bandar Lampung. Saat itu kami belum mengetahui ingin pergi ke pantai yang mana, yang kami ketahui hanyalah kami ingin pergi ke pantai. Kami pun mencoba memasuki salah satu pantai, yang kebetulan saat itu belum ada seorang pun dari kami yang pernah ke sana sebelumnya.
Di pantai itu, terdapat banyak pondok-pondok di sepanjang tepi pantai. Di depan setiap pondok, terdapat tempat parkir untuk satu mobil. Kami pun ikut memarkirkan mobil di depan sebuah pondok, tepat di tengah-tengah antara mobil-mobil lain yang juga sedang diparkir di sana. Jarak antara mobil yang satu dengan yang lain tidak terlalu berdekatan. Jaraknya sekitar dua meter.
Setelah mobil kami selesai diparkir dan mesin mobil dimatikan, kami langsung bersemangat keluar dari mobil dan langsung menyambar pondok yang tepat berada di depan mobil kami. Kami pun duduk beramai-ramai di pondok, sambil terdiam menghayati sejuknya semilir angin pantai. Salah seorang dari kami ada yang tiba-tiba mengomentari, “Ih, kok orang-orang pada buang tissue sembarangan sih?”. Komentarnya itu membuat kami menyadari terdapat banyak sampah tissue berceceran di sepanjang tempat parkir.
Beberapa menit kemudian, kami mendengar suara-suara samar yang agak mengganggu pendengaran kami. Sambil tetap hening dan mencoba mendengarkan lebih seksama untuk memastikan suara apakah itu, kami saling melemparkan tatapan bingung satu sama lain. Karena merasa risih dan agak takut, kami memutuskan untuk masuk ke dalam mobil dan memantau keadaan dari dalam mobil.
Ternyata suara-suara itu berasal dari mobil-mobil yang berada di kanan dan kiri mobil kami. Di sebelah kanan kami adalah mobil jenis pick-up berwarna hitam, yang di bangku penumpang depan, terdapat laki-laki yang wajahnya dipegang oleh tangan seorang perempuan yang sedang tiduran di pangkuannya. Kami tidak melihat perempuan itu karena pandangan kami terhalang oleh pintu mobil mereka.
Di sebelah kiri kami adalah mobil jenis sedan berwarna cokelat yang kaca mobilnya dipasangi kaca film sehingga kami tidak dapat melihat sedang apakah penumpang di dalamnya, namun kami yakin ada orang di dalam mobil tersebut karena mesin mobilnya hidup dan mobil nya pun bergoyang!!!
Melihat keadan mobil-mobil di kanan kiri kami itu, kami pun dapat memastikan bahwa suara-suara samar yang kami dengar sebelumnya adalah suara desahan pasangan-pasangan yang sedang bermesraan. Mungkin karena sedang asyik-asyiknya, mereka jadi tidak mempedulikan kehadiran kami, para bocah polos yang beramai-ramai datang.
Astaga, ternyata kami telah salah masuk pantai. Menyadari hal tersebut, langsung saja kami memutuskan untuk segera meninggalkan pantai itu sambil tertawa terbahak-bahak sepanjang jalan membahas kesalahan kami dalam memilih pantai. Selepas dari pantai yang salah tadi, kami kehilangan mood kami untuk mencari pantai lain sebagai gantinya. Kami pun langsung pulang kembali ke tempat berlatih basket, dan lalu pulang ke rumah masing-masing.
Untung saja kami dapat saling memaklumi kesalahan kami karena sama-sama belum ada yang tau mengenai pantai itu sebelumnya. Bayangkan jika kita yang mengajak keluarga atau teman-teman untuk berekreasi ke pantai, namun ternyata pantai tersebut tidak sesuai ekspektasi kita. Bisa-bisa kita malu sendiri jadinya.
Namun tentu saja banyak sekali pantai yang indah di Lampung. Ini hanyalah contoh kesalahan kecil yang ditulis untuk sedikit mengingatkan agar setidaknya kita memiliki gambaran mengenai tempat yang akan kita tuju sebelum mengajak orang lain ikut bersama kita. Dengan begitu acara liburan pun dapat berjalan sesuai harapan.