Monday, July 14, 2014

Salah Masuk Pantai



Sebelum mengunjungi suatu pantai, apalagi hendak berekreasi bersama keluarga atau teman-teman, alangkah baiknya jika kita telah memiliki setidaknya sedikit gambaran mengenai keadaan pantai yang akan kita kunjungi itu.



Dulu saya sempat tinggal beberapa tahun di ibukota Lampung, pulau Sumatera, tepatnya di kota Bandar Lampung. Senangnya tinggal di sini, karena bisa dibilang saya tidak kekurangan rekreasi alam dalam bentuk pantai. Walaupun dulu wisata pantainya masih belum banyak dikembangkan sebanyak sekarang, tapi orang Lampung sejak dulu sudah akrab dengan yang namanya berlibur ke pantai.

Terdapat pengalaman yang unik saat saya dan teman-teman sekolah satu tim basket putri suatu hari sedang ingin merasakan kesejukan angin pantai. Kebetulan hari itu, salah seorang teman saya ada yang membawa mobil pribadinya sendiri. Setelah usai latihan basket rutin di Minggu pagi itu, kami pergi ke suatu kawasan yang dikenal terdapat banyak jajaran pantai di sana. Kawasan itu menjadi pilihan kami, karena letaknya yang dekat dari kota Bandar Lampung. Saat itu kami belum mengetahui ingin pergi ke pantai yang mana, yang kami ketahui hanyalah kami ingin pergi ke pantai. Kami pun mencoba memasuki salah satu pantai, yang kebetulan saat itu belum ada seorang pun dari kami yang pernah ke sana sebelumnya. 

Di pantai itu, terdapat banyak pondok-pondok di sepanjang tepi pantai. Di depan setiap pondok, terdapat tempat parkir untuk satu mobil. Kami pun ikut memarkirkan mobil di depan sebuah pondok, tepat di tengah-tengah antara mobil-mobil lain yang juga sedang diparkir di sana. Jarak antara mobil yang satu dengan yang lain tidak terlalu berdekatan. Jaraknya sekitar dua meter.

Setelah mobil kami selesai diparkir dan mesin mobil dimatikan, kami langsung bersemangat keluar dari mobil dan langsung menyambar pondok yang tepat berada di depan mobil kami. Kami pun duduk beramai-ramai di pondok, sambil terdiam menghayati sejuknya semilir angin pantai. Salah seorang dari kami ada yang tiba-tiba mengomentari, “Ih, kok orang-orang pada buang tissue sembarangan sih?”. Komentarnya itu membuat kami menyadari terdapat banyak sampah tissue berceceran di sepanjang tempat parkir.

Beberapa menit kemudian, kami mendengar suara-suara samar yang agak mengganggu pendengaran kami. Sambil tetap hening dan mencoba mendengarkan lebih seksama untuk memastikan suara apakah itu, kami saling melemparkan tatapan bingung satu sama lain. Karena merasa risih dan agak takut, kami memutuskan untuk masuk ke dalam mobil dan memantau keadaan dari dalam mobil.

Ternyata suara-suara itu berasal dari mobil-mobil yang berada di kanan dan kiri mobil kami. Di sebelah kanan kami adalah mobil jenis pick-up berwarna hitam, yang di bangku penumpang depan, terdapat laki-laki yang wajahnya dipegang oleh tangan seorang perempuan yang sedang tiduran di pangkuannya. Kami tidak melihat perempuan itu karena pandangan kami terhalang oleh pintu mobil mereka.   

Di sebelah kiri kami adalah mobil jenis sedan berwarna cokelat yang kaca mobilnya dipasangi kaca film sehingga kami tidak dapat melihat sedang apakah penumpang di dalamnya, namun kami yakin ada orang di dalam mobil tersebut karena mesin mobilnya hidup dan mobil nya pun bergoyang!!!

Melihat keadan mobil-mobil di kanan kiri kami itu, kami pun dapat memastikan bahwa suara-suara samar yang kami dengar sebelumnya adalah suara desahan pasangan-pasangan yang sedang bermesraan. Mungkin karena sedang asyik-asyiknya, mereka jadi tidak mempedulikan kehadiran kami, para bocah polos yang beramai-ramai datang.

Astaga, ternyata kami telah salah masuk pantai. Menyadari hal tersebut, langsung saja kami memutuskan untuk segera meninggalkan pantai itu sambil tertawa terbahak-bahak sepanjang jalan membahas kesalahan kami dalam memilih pantai. Selepas dari pantai yang salah tadi, kami kehilangan mood kami untuk mencari pantai lain sebagai gantinya. Kami pun langsung pulang kembali ke tempat berlatih basket, dan lalu pulang ke rumah masing-masing.


Untung saja kami dapat saling memaklumi kesalahan kami karena sama-sama belum ada yang tau mengenai pantai itu sebelumnya. Bayangkan jika kita yang mengajak keluarga atau teman-teman untuk berekreasi ke pantai, namun ternyata pantai tersebut tidak sesuai ekspektasi kita. Bisa-bisa kita malu sendiri jadinya.

Namun tentu saja banyak sekali pantai yang indah di Lampung. Ini hanyalah contoh kesalahan kecil yang ditulis untuk sedikit mengingatkan agar setidaknya kita memiliki gambaran mengenai tempat yang akan kita tuju sebelum mengajak orang lain ikut bersama kita. Dengan begitu acara liburan pun dapat berjalan sesuai harapan.


Saturday, July 12, 2014

Beramai-ramai ke Pulau Sangiang



Selain dapat menginjakkan kaki di suatu tempat yang baru, salah satu aspek yang menyenangkan dari sebuah perjalanan adalah kita dapat menemukan teman-teman baru. Walaupun biasanya perjalanan itu hanya beberapa hari saja, namun pertemanannya bisa sangat awet dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perjalanan lagi bersama-sama.

Ada seorang teman saya yang mengatakan bahwa perjalanan kali ini bukan hanya tentang seberapa indah tempatnya, tapi tentang orang-orang yang tepat di dalamnya. Setuju dengan pernyataan teman saya itu, membuat saya kembali teringat kata-kata seorang teman yang merupakan seorang tour organizer untuk perjalanan ke Pulau Sangiang kali ini. Dia mengatakan kepada saya, menurut pengalamannya dalam menyukseskan sebuah open trip ke suatu tempat dan membawa rombongan, salah satu aspek yang terpenting adalah membuat nyaman pesertanya dan sebisa mungkin menyatukan semuanya tanpa ada kubu yang terpisah-pisah atau merasa terasingkan.


Dalam melakukan perjalanan, biasanya saya lebih memilih melakukannya tanpa menggunakan jasa tour & travel agent, dengan alasan dapat lebih fleksibel mengunjungi tempat-tempat apa saja yang ingin saya kunjungi tanpa dibatasi. Tapi dengan catatan, saya setidaknya harus sudah memiliki gambaran dan persiapan mengenai seperti apa keadaan tempat yang ingin saya tuju, dan kira-kira apa saja yang ingin saya lakukan di sana. Biasanya saya melakukan perjalanan dengan hanya beberapa orang teman saja atau malah tidak jarang pergi sendiri. Jadi jujur saja, sudah cukup lama saya tidak merasakan pengalaman melakukan perjalanan ke suatu tempat baru beramai-ramai seperti ini, sejak terakhir melakukan karya wisata bersama teman-teman sekolah.

Perjalanan kali ini merupakan solusi yang tepat untuk berlibur bagi kami yang sehari-harinya tinggal di ibukota, dan kebanyakan hanya bisa berlibur pada saat weekend karena harus sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Pulau Sangiang ini bisa dibilang cukup dekat dari Jakarta. Hanya memerlukan waktu sekitar dua jam menggunakan mobil ke Anyer dan satu jam untuk menyeberang ke pulau Sangiang menggunakan perahu bermotor.

Tujuan kami ke pulau ini adalah ingin snorkeling melihat keindahan terumbu karang dan menikmati keindahan pantainya. Kami pun mengunjungi beberapa spot terumbu karang yang ada di pulau ini.

Selain itu kami juga mengunjungi tempat persembunyian kelelawar di Goa Kelelawar. Dan untuk menuju Goa Kelelawar ini, perlu berjalan kaki menelusuri jalanan setapak memasuki hutan. Jika sehabis hujan, jalur menuju ke goa ini akan sedikit licin dan di beberapa titik terdapat jalan yang berlumpur. Namun jika melalui jalanan ini beramai-ramai sih tidak masalah, tetap saja seru. Di Goa ini tidak diizinkan untuk berenang karena arus ombaknya yang kencang, terdapat banyak karang dan juga ikan hiu di dalamnya.

Saat hari sudah mulai gelap, kami beristirahat di pemukiman penduduk dan menyewa salah satu rumah penduduk yang biasa digunakan untuk para backpacker menginap. Selama ada listrik dan air bersih yang mencukupi, saya bisa bilang sarana di sini cukup memadai. Dapat dipastikan, sesampainya kami di tempat peristirahatan, langsung saja semuanya heboh berebut saklar listrik untuk mengecas handphone dan alat elektronik masing-masing. Untuk memenuhi kebutuhan listrik, penduduk di sini menggunakan tenaga matahari yang diisi pada siang hari, dan hanya dialirkan pada malam hari. Itupun tidak mampu non-stop sepanjang malam jika terdapat penggunaan listrik yang banyak.

Pada malam harinya kami berkumpul dan saling berbagi cerita. Banyak hal yang diceritakan, mulai dari sejarah Indonesia, filosofi kehidupan yang dianut, cerita horor, sampai ke curhatan mengenai pencarian sang pujaan hati. Semakin banyak ngobrol, membuat kami semakin mengenal satu sama lain. Hingga akhirnya acara tukar cerita diakhiri dan semuanya tertidur.

Pagi harinya, ada suara ayam berkokok sebagai alarm alami yang membangunkan saya. Sesuatu yang sudah sangat jarang saya dengar di Jakarta. Udara segar yang ada membuat saya ingin segera beranjak menyongsong hari yang baru dan menjadi seseorang yang baru dengan semangat baru.


Setiap perjalanan punya cerita. Dan semoga cerita pertemanan di perjalanan kali ini adalah cerita dua hari satu malam untuk selamanya.



Friday, July 11, 2014

Untuk "Aku"


Untuk "Aku", yang tidak lagi mendengarkan diriku sendiri.

Untuk "Aku", yang sedang hidup namun tak hidup. Sibuk berlari-lari kesana kemari tanpa tau apa yang sedang aku lakukan.

Untuk "Aku", yang membiarkan kehidupanku, mimpi-mimpiku, keluargaku, rumahku, sekelilingku, hancur berantakan tanpa berusaha tenang untuk membenahi semuanya.

Untuk "Aku", yang tidak tau sekarang sedang apa dan sedang di mana.

Untuk "Aku", yang tidak sadar lagi berapa usiaku sekarang.

Untuk "Aku", yang pura-pura tidak tau seperti apa rupaku sekarang. Tidak peduli berat badanku yang melonjak naik entah seberapa banyak. Pura-pura tidak menyadari jerawat di mukaku yang kian beranak-pinak. Pura-pura tidak melihat dan tidak merasakan banyak luka dan lebam kebiruan di sekujur tubuhku yang merusak keindahan kulitku.

Untuk "Aku", yang lepas dari kebiasaan peribadatanku seolah tidak mendengar sirine masjid yang begitu memekakkan telinga. Seakan-akan aku makhluk yang tercipta begitu saja, tanpa pencipta, tanpa perlu menjawab pertanyaan "Mengapa aku diciptakan" dan "Apakah arti aku hidup di dunia ini".

Untuk "Aku", yang belaga bodoh menukar sesuatu yang lebih baik yang telah kumiliki dengan sampah yang tidak berguna. Aku telah memiliki berlian namun aku masih saja mengais-mengais tempat sampah, hingga berlian itu hilang karena aku lupa meletakkannya di mana.

Untuk "Aku", yang menangisi kebodohanku sendiri.

Mengapa... Mengapa "Aku" seperti ini?

Tanyakanlah pada relung hatimu yang bernama "Aku". Selama jantungmu belum berhenti berdetak, masih ada waktu dan kesempatan untuk menjadi seorang "Aku" yang benar-benar dapat dirimu banggakan.


Tuesday, November 12, 2013

Ekstra Kafein

Syair yang aku baca setiap hari. Syair ini untukku dan juga untukmu.



Kemenangan

Kamu adalah orang yang biasa membual
bahwa kamu akan meraih yang terbesar
suatu hari nanti.

Sebenarnya kamu hanya ingin pamer,
menunjukkan seberapa banyak yang kamu tahu,
dan membuktikan seberapa jauh jarak yang bisa kamu
tempuh.

Setahun sudah kita lewati.
Gagasan baru apa saja yang muncul di benakmu?
Seberapa banyak hal besar yang kamu lakukan?

Waktu menyerahkan dua belas bulan yang selalu baru ke
tanganmu.
Seberapa banyak peluang darinya yang kamu manfaatkan
dan
raih lagi sementara begitu sering kamu melewatkannya?

Kita tidak menemukan namamu di daftar orang-orang
sukses.
Jelaskan kenapa!
Ah tidak, itu bukan karena kamu tidak punya
kesempatan!
Seperti biasa--kamu tidak berbuat apa-apa!


-Herbert Kauffman-

Thursday, September 19, 2013

Sehat Itu Mahal



Bayangkan jika Anda memiliki banyak uang di rekening bank Anda, memiliki banyak resort pribadi di mana-mana, halaman luas rumah besar Anda terjajar penuh kendaraan mentereng impian Anda, namun sayangnya Anda tidak mampu menikmati semua kekayaan Anda itu karena Anda sakit dan hanya bisa terbaring lemas tak berdaya di tempat tidur. Kekayaan Anda pun menjadi sia-sia, dan hal yang paling Anda inginkan sekarang hanyalah mengembalikan kesehatan Anda yang telah hilang semahal apapun biayanya. Tidak sedikit orang yang kehilangan semua harta yang sebelumnya diusahakannya untuk mendapatkan kembali kesehatannya.

Sayangnya, banyak orang yang menyepelekan kesehatan yang saat ini mereka miliki hanya untuk sesuatu yang lebih rendah prioritasnya. Mereka baru benar-benar menyesalinya ketika menyadari bahwa mereka telah kehilangan anugerah kesehatan yang begitu nikmat. Tanpa kesehatan semua kerja keras pun tidak dapat dinikmati.

Kesehatan adalah anugerah yang layaknya kita syukuri. Selagi kita memiliki kesehatan, alangkah baiknya untuk kita jaga sebaik-baiknya dan jangan kita sia-siakan. Sesungguhnya menjaga kesehatan jauh lebih mudah, murah, dan menyenangkan untuk dilakukan. Anda pun pasti sangat familiar dengan pepatah "Mencegah lebih baik daripada mengobati". Oleh karena itu, selagi kesehatan masih kita miliki, syukuri dan jagalah anugerah kesehatan ini dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai gaya hidup sehat, olahraga, dan pola makan yang teratur. Tidak ada waktu yang lebih baik selain hari ini. Tidak ada usia sebaik usia sekarang. Semakin kita merasa terlambat maka semakin terdesaklah kita untuk memulainya. Mulailah gaya hidup sehat sekarang juga.